Monday, February 25, 2008

The art Of Loving

"What a grand thing, to be loved. What a grander thing still, to love."
Victor Hugo

Alkisah, ketika manusia diciptakan, Tuhan mempunyai rencana indah. Hati yang ditaruh dalam diri setiap manusia tidak lengkap. Ada yang hanya separuh, ada yang sepertiganya saja, tetapi ada juga yang nyaris penuh.

Sisanya yang lain, justru sengaja dibuat berkeping-keping dan ditaruh dalam diri manusia yang lainnya. Baru setelah itulah, manusia dikirim ke muka bumi. Dan inilah yang kemudian menjadi tugas manusia. Yakni mencari dan mendapatkan kembali kepingan hatinya justru melalui hubungan dan perhatiannya kepada orang lain. Mereka yang terobsesi mencari pada dirinya saja akan sia-sia.

Namun, inilah permainan yang menarik, melalui cinta dan perhatian kita pada orang lainlah, maka hati kita menjadi utuh kembali.
Menariknya pula, kita tidak pernah tahu siapa yang menyimpan kepingan hati kita. Kita hanya bisa mencoba dan berusaha. Kita harus ingat bahwa kita pun menyimpan kepingan-kepingan hati orang lain yang harus kita berikan kepada orang yang layak mendapatkannya. Inilah bagian dari 'seni mencinta' bagi manusia di dunia.

Pembaca, minggu ini adalah minggu di mana kita merefleksi akan pentingnya cinta sebagai salah satu motivasi besar untuk kehidupan kita. Minggu di mana kita merayakan Valentine Day, hari kasih sayang. Suatu penelitian soal cinta yang menarik dari majalah Psychology Today pada 2002 mengatakan bahwa jiwa kita membutuhkan cinta, sama seperti halnya tubuh kita membutuhkan oksigen. Mereka yang kekurangan cinta cenderung akan menjadi mudah depresi.

Bahkan, dikatakan bahwa cinta adalah obat anti-depresant terbaik di dunia! Realita justru menemukan bahwa mereka yang gampang depresi tidak mudah untuk mencintai, baik diri mereka sendiri maupun orang lain. Mereka ini jadi sangat berpusat pada diri mereka sendiri.
Namun, inilah yang justru menyebabkan mereka dijauhi orang.

Cinta merupakan seni penting dalam kehidupan kita. Bukan pada manusia saja, bahkan bagi hewanpun, cinta merupakan kunci kehidupan penting. Beberapa penelitian dengan kucing menunjukkan bahwa kucing-kucing yang selama tiga bulan pertama tidak pernah bersentuhan dengan induknya atau manusia, akhirnya akan menjadi kucing liar.

Beberapa penelitian lain dengan bayi manusia menunjukkan bahwa anak-anak yang jarang bersentuhan dengan ibunya menjadi lebih kurang merasa aman serta kurang terbuka dalam mengekspresikan perasaannya kepada orang lain.

4 Tip cinta

Sayangnya, berbagai film dan cerita romantik membuat kita agak kacau memahami soal cinta. Karena itu ada beberapa landasan penting soal cinta, yang perlu kita bangun kembali.

Pertama, mari bedakan antara cinta dan sensasi. Cinta adalah sesuatu yang lama serta mendalam, sedangkan sensasi hanya sesaat. Banyak orang berusaha mencari ke sana ke mari untuk mendapatkan cinta yang spektakuler, yang menyebabkan hidupnya jadi bertualang dari satu orang ke orang lain. Pada dasarnya ini bukanlah cinta, tetapi sensasi.

Hal ini sering jadi penyakit orang-orang terkenal yang ditampilkan dalam berita-berita seputar para selebritas. Saya masih ingat pernah terkagum-kagum dengan perkawinan spektakuler seorang artis dengan pria bule yang kaya dan tampan.

Perkawinannya pun dibuat sangat romantis, pokoknya sempurna. Saat ditanya wartawanpun dia berkata, "Saya yakin telah menemukan cinta sejati saya. Saya merasa dialah soulmate saya". Namun, kenyataannya, beberapa tahun kemudian cinta si artis itu pun meluntur. Konon si artis ini menemukan pria tambatan cintanya yang lain. Mereka pun bercerai. Hal ini lantas memberikan kita pelajaran yang menarik.

Karena itulah kita melihat cinta bukanlah sekadar pesta meriah, cinta juga bukanlah hanya hadiah luar biasa, atau peristiwa yang spektakuler. Bahkan, jauh dari itu, cinta adalah sesuatu yang wajar, mendalam, menyentuh relung hati yang paling dalam, rasional serta membutuhkan komitmen panjang.

Bandingkan dengan kisah cinta artis pop Celine Dion yang pada 2000 memutuskan mundur sementara dari panggung musik, karena suaminya Rene Angelil menderita kanker. Beberapa tahun, dia bahkan hanya menghabiskan waktu merawat suaminya. Padahal, tentu saja Celine Dion bisa meneruskan karirnya atau bahkan mencari pria lain, sekalipun. Namun, inilah bukti cinta yang dia perjuangkan demi orang yang dicintainya. Maka, rasanya sangat pantaslah kalau Celine Dion melantunkan lagunya The Power of Love. Dia bukan hanya menyanyikan, tetapi juga membuktikannya.

Kedua, cinta bukanlah proses yang pasif. Banyak film dan cerita novel yang seolah-olah mengajari bahwa cinta adalah sesuatu yang kebetulan dan orang hanya menunggu ketika momennya tiba.

Berbalikan dengan semua ini, majalah Psychology Today justru meneliti bahwa mereka yang sehat hubungannya dengan pasanggannya bukanlah yang pasif, tetapi yang justru aktif memberi dan membagikan kasih sayangnya. Sebaliknya, mereka yang depresi lebih sering menunggu dan pasif dalam hal mengekspresikan perasaan ataupun kasih sayangnya.

Tidaklah mengherankan kalau dalam kesimpulan majalah Psychology Today tersebut dikatakan bahwa cinta adalah suatu keterampilan yang sangat penting untuk dipelajari. Saatnya kita belajar juga seni mencintai dan belajar secara aktif memberikan kasih kita kepada orang-orang sekeliling kita, maka kita pun akan mendapatkannya dalam bentuk balasan berkali-kali lipat.

Ketiga, cinta bukanlah bisnis. Banyak orang mencintai dengan harapan akan mendapat balasan tertentu. Akibatnya, saat tidak mendapatkan apa yang diharapkan, orang menjadi mudah kecewa. Begitu pula, ada beberapa orang yang melakukan tuntutan atas nama cinta. "Kalau kamu mencintai, kamu pasti mau begini..." Ini adalah bentuk manipulasi cinta dan ini bukanlah cinta tetapi sebuah transaksi. Dalam cinta yang sesungguhnya kita tidak lagi hitung-hitungan. Bahkan ada banyak kisah di mana justru jika dihitung-hitung secara bisnis, cinta ini merugikan. Namun, ganjarannya adalah kebahagiaan dan inilah yang tak terukur dengan uang.

Keempat, perasaan cinta pun menyehatkan secara fisiologis. Perasaan cinta ternyata menghasilkan suatu zat oksitoksin yang sangat berguna bagi tubuh kita. Zat inilah yang membuat kita merasa nyaman, hangat dan ceria terus. Beberapa obat-obatan terlarang juga menghasilkan zat-zat dengan efek yang mirip. Beberapa penelitian dengan pasangan tua yang banyak memberikan pelukan dan mengungkapkan rasa kasih sayangnya, menunjukkan jumlah zat oksitoksin yang lebih banyak dalam kandungan darah mereka.

Begitu juga anak-anak yang sering mendapatkan pelukan dan ciuman dari orang tuanya, mempunyai kandung oksitoksin yang lebih tinggi. Yang membuat mereka lebih tidak mudah depresi, lebih ceria dan lebih bahagia dalam hidupnya.


---
Sumber: The Art of Loving oleh Anthony Dio Martin

Sunday, February 24, 2008

No belief is right or wrong. It is either empowering or limiting

By Santosh Babu

No belief is right or wrong. It is either empowering or limiting

Ever heard the story of the four-minute mile? For years people believed that it is impossible for a human being to run a mile in less than four minutes until Roger Banister proved it wrong in 1954. Within one year, 37 runners broke the belief barrier. And the year after that, 300 other runners did the same thing.

What happens if you put an animal in a pond? Any animal, big or small, will swim its way through. What happens when someone, who does not know how to swim, falls in deep waters? You drown. If an animal who has not learned swimming could escape by swimming, why not you? Because you believe you will drown while the animal does not.

You have used a computer keyboard or a typewriter. Ever wondered why the alphabets are organized in a particular order in your keyboard? You might have thought it is to increase the typing speed. Most people never question it. But the fact is that this system was developed to reduce the typing speed at a time when typewriter parts would jam if the operator typed too fast.

These three cases show the power of our beliefs. There is no other more powerful directing force in human behavior than belief. Your beliefs have the power to create and to destroy. A belief delivers a direct command to your nervous system.

Have you heard about the placebo effect? People who are told a drug will have a certain effect will many times experience that effect even when given a pill without those properties.

I use a snake in my workshops for children to show them how unrealistic some of their beliefs are. Students of a school in New Delhi, India, said snakes are slippery, slimy and poisonous. After doing an exercise for changing beliefs, they handled my snake and found it to be dry and clean. They also remembered that only three types of poisonous snakes exist in India.

Have you ever scanned the 'to-let' advertisements in newspapers? Many say 'South Indians preferred'. Why? Many house owners told me that it is easier to get South Indians to vacate. The belief was that South Indians do not have the guts to fight. Now you figure out the impact of LTTE supremo Prabhakaran and Southern sandalwood smuggler Veerappan in changing this belief!

It is also our belief that determines how much of our potential we will be able to tap. So you better examine some of your beliefs minutely. For example, do you believe that you can excel in whatever you do? Do you believe you are bad in mathematics? Do you believe that other people don't like you? Do you believe life is full of problems? What are your beliefs about people?

No belief is right or wrong. It is either empowering or limiting. A belief is nothing but the generalization of a past incident. As a kid if a dog bit you, you believed all dogs to be dangerous. To change a particular behavior pattern, identify the beliefs associated with it. Change those beliefs and a new pattern is automatically created.

I read this incident in a New York newspaper. "She met him in a singles' bar and they talked for a while. He offered her a drink and she enjoyed his company. Then he offered to drop her back home. While driving back, she realized that they were moving through narrow and strange roads. 'Oh God where is he taking me?' she thought but did not have the guts to ask. She cursed her decision to get into his car. All of a sudden she saw him taking a turn back into the highway just near her house. Smiling, he said: 'I took a short cut'."

Did this story end the way you thought? Review your beliefs now and find out which ones are empowering and which ones you need to change.


Life Positive, October 2000